Tuesday, February 25, 2014

Kak Agung...(2)

          Kampusku ini elit dan kaya. Punya 4 gedung. Biasanya aku di gedung 3, tapi untuk sesi 3 yang satu ini, aku harus pindah ke gedung 1. Di sela-sela sesi bahasa inggris dengan dosen yang suka dengan dialog inggris kita-kita para mahasiswa ini, hapeku yang berada dikantong celana jeans warna biru bergetar. Aku kadang gak peka sama yang namanya hape bergetar, kadang peka tapi lupa. Kali ini aku peka dan gak lupa. Aku keluarkanlah hape yang udah lecet-lecet itu. Ternyata Mawar. Biasanya kalo Mawar sms atau whatsapp itu nanyain jam pulang atau makan apa. Dia memerintahkan aku untuk nge-check kursi-kursi di ruang tamu kos. Duitnya ilang. Berhubung lagi sesi dan ada dosen pula, aku gak berani lama-lama keluarin hape. Setelah dosen agak lengah, aku balas sms dari Mawar. Aku gak tahu menahu tentang uang itu. Setauku Mawar memang keluarin uang itu, tapi akhirnya gak kepake. Entahlah. Gossip-gosip yang sering ku dengar, sekarang mengiang di telingaku. Yah masa jatuh di kursi ruang tamu terus diambil sama orang luar pulau dikamar pojok? Jangan negative thinking!
      Lupakan kejadian Mawar. Hariku ternyata masih panjang. Sepulangnya dari gedung 1, aku balik lagi ke gedung 3 untuk asistensi. Asistensi matematika ekonomi. Pusing banget hari ini, otakku dimasuki dengan berbagai macam teori. Kali ini aku gak mau melewatkan asistensi matematika. Minggu depan tes! Sesampainya aku didepan lift lobby, ku lihat sekelilingku. Ada temanku sekelas juga ikut asistensi. Untunglah. Naik kita ke lantai 4 dan kutemukan ruangan asistensi. Didalam benar-benar sepi, seperti les privat. 3 asdos dan kurang lebih 20 mahasiswa rajin yang butuh bimbingan. Jam 5 selesai. Aku dan teman-teman turun ke lobby dan langsung menuju papan pengumuman. Emmm.. gimana Mawar ya? Uangnya gimana? Duh, kasian.
      Sore-sore mau briefing hmpsa ( salah satu organisasi yang sedang aku ikuti di prodi akuntansi ), lelah karena seharian belajar, mata berat secara bangun pagi, dan haus yang menyerang, memaksaku untuk ke fending machine. Berjalanlah aku dengan teman-teman seperjuanganku. Ketika ku toleh kearah kiri ternyata ada kakak panitia waktu inisiasi Fakultas. Dia cowok pastinya. Gak begitu ganteng sih mukanya, tapi gayanya dia yang bikin dia terlihat keren. Entah dari cara berbicara, berjalan, fashion. Sewaktu inisiasi, dia selalu melihat kearahku dan hal ini membuatku ke-GR-an. Gatau yah, emang lagi ngeliatin aku atau modus karena pengen ngeliatin yang laen. Aku hanya kagum dengan cara dia berbicara di depan banyak orang. Sangat independent sekali. Ku masukkan lembaran uang lima ribu dan ku pilih minuman kesukaanku. White coffee seharga empat ribu with ice and of course less sugar, just 23 percent. Oh iya, lupakan soal kakak itu tadi.
      Jam 6 kurang 15 aku dan teman-temanku memutuskan untuk pergi keruangan dimana briefing hmpsa diadakan. Kebiasaan orang Indonesia, yaitu jam karet. Jam setengah 7 baru dimulai, seharusnya sih jam 6, karena kebiasaan itu tadi. Diperkenalkanlah satu persatu panitia-panitia yang nantinya berinteraksi dengan kami. Gak ada yang menarik! Oke aku mulai bosan. Ku skip saja ceritaku di briefing ini, karena begitu membosankan.
      Sepulangnya aku dikos, ternyata sudah menunjukan pukul setengah 10 malam tepat. Kulihat juga Mawar keluar dari kamarnya yang mencoba menyapaku. Ku jawab sapaannya dengan senyuman penuh keletihan dan kelaparan. Aku masuk kekamarku dan segera berganti baju. Tiba-tiba ada yang mengetuk... ( to be continue )

No comments:

Post a Comment