Monday, October 13, 2014

Everlasting Journey of Love



            Setelah kupikir-pikir dan kuingat-ingat, pengalaman cinta yang sungguh menarik ternyata terjadi dalam kehidupanku. Entah mengapa aku baru menyadarinya sekarang. Dari yang disakiti karena pasangan selingkuh dengan perempuan lain, berhubungan dengan lelaki lain tanpa hubungan yang jelas dan tanpa sepengetahuan pacar, dihianati, dijadikan tempat pelampiasan dendam, sampai yang ketemu orang suka sesama jenis. Semakin kuingat-ingat, aku makin yakin bahwa aku adalah orang bodoh kesekian yang melakukan hal sia-sia untuk orang-orang dimasa laluku. Tapi tak bisa dibohongi bahwa hal tersebut memberi warna dalam hidupku. Yeaaa walaupun pahit dan penuh luka.
            Untuk saat ini mungkin bisa dibilang aku adalah wanita yang kebal. Kebal dengan semua tipu muslihat pria yang tak beda jauh dengan apa yang aku alami. Sekalinya aku mendengar cerita tentang oranglain yang mirip, masa itu terpintas diotakku. Setiap hari aku selalu memperingatkan otakku untuk berhenti mengingat masa itu dan memperjelasnya. Masa ini, masa sekarang ini dimana aku sudah mulai beranjak dewasa dan menganggap semua itu hanya bagian dari pembelajaran hidup dan perjalanan cintaku.
            Jujur, lagu “Terlatih Patah Hati” yang dinyanyikan oleh the rain featuring Endang Soekamti ini begitu menarik perhatianku. Lirik yang sangat pas, mungkin dengan pengalamanku membuatku agak tersenyum ketika mendengarnya. Memang aku sudah biasa di tinggal tanpa alasan dan terluka itu pasti dalam setiap hubungan.
            Aku yakin, masih banyak lagi petualangan menarik didepan nanti. Aku tak sabar untuk mengalaminya dan aku ingin yang lebih menantang dari sebelumnya. Cinta, banyak arti yang bisa ku ungkapkan tentangmu. Bahkan aku mulai bingung bagaimana untuk mengatakannya, mencari kata dan arti yang cocok. Cinta memang untuk dirasakan. Cinta memang untuk dinikmati. Cinta sungguh untuk disyukuri. Cinta mengajarku banyak hal tentang hidup. Bukan hanya dari lelaki-lelaki yang pernah dekat denganku, tapi keluarga, sahabat, teman dan orang-orang disekitarku yang menyayangiku.
            Cinta…
            Aku harap kau tak pernah meninggalkan aku
            Layaknya pagi dan malam
            Layaknya awan dan langit
            Cinta…
            Walau aku tak sungguh mengerti
            Tentang asal usulmu
            Siapakah dirimu
            Aku berusaha mengerti itu
            Menganggapmu bagian dari kehidupanku
            Menganggapmu bagian dari perjalananku
            Menganggapmu bagian dari kematianku kelak
            Sekalipun aku hilang
            Akan kutitipkan semua
            Pada hati dan jiwa yang haus akanmu
            Kau akan tetap ada
            Pada mereka
            Tanpa airmata…

Friday, October 3, 2014

For you Grand Ma...



          Aku ingat, waktu aku masih kecil kau adalah orang yang menjaga dan merawatku saat papa mama pergi bekerja. Ketika aku susah makan, kau berikan daun ketela supaya saat besar nanti aku tidak menjadi anak yang kurus karena susah makan.
          Aku teringat saat aku mulai beranjak remaja. Aku mengalami gejolak jiwa yang selalu ingin mendapatkan apa yang aku mau, mendapat perhatian yang lebih, bertindak semauku dan mencari jati diriku. Ketika semua orang marah padaku karena kesalahan yang sebenarnya aku tak tau. Ketika semua orang menyalahkan aku karena sesuatu yang tidak aku perbuat. Ketika aku merasa sedih akan semua itu. Ketika aku kesepian di kamar tidurku karena papa, mama dan adik-adik sudah tidur. Mak, kau selalu ada buatku. Kau yang membelaku saat tak ada satupun orang yang percaya padaku. Saat aku ketakutan dan sendirian di kamarku lalu aku mengetuk pintu kamarmu, kau membukakan pintu untukku walaupun sebenarnya aku tau kau lelah dan sudah tertidur. Kau mempersilahkan aku masuk dan menonton tv sampai kau sendiripun tertidur. Di kamarmu sangat panas dan aku ingat itu dengan jelas. Kau hanya menggunakan kipas angin dan aku menyalakannya dengan kencang, aku tau kau kedinginan tapi aku tak mempedulikannya sehingga kau tarik selimutmu.
          Saat kau melihatku memainkan gadgetku, aku tau kau memperhatikanku dan aku tau kau ingin punya gadget supaya bisa berhubungan dengan teman-teman lamamu. Kau meminta pada mama, tapi mama tak mengabulkannya dan akhirnya kau hanya menggunakan gadget seadanya.
          Aku ingat ketika kita bersama pergi ke gereja naik becak. Aku tau kakimu sedang sakit, tapi aku selalu pergi duluan ke dalam gereja dan tak menuntunmu sampai di tempat di mana kau ingin duduk. Ketika kau haus dan kau lelah untuk berjalan mengambil minum, kau menyuruhku untuk mengambilkan minum tapi aku selalu mengelak karena aku malas.
          Aku ingat saat kau mengajariku merajut. Aku ingat saat kita pergi makan di warung nasi goreng kesukaan kita. Aku tau saat aku butuh sesuatu kau selalu memberikan yang terbaik. Aku juga ingat saat kau mengajariku memasak, membuat roti dan lain-lain. Aku ingat bagaimana kau makan dengan kulit jeruk dan sambal. Aku ingat buah kesukaanmu adalah durian. Aku ingat kau suka sekali menggodaku. Aku ingat kau sangat kurang dalam pendengaran dan aku selalu berteriak saat berbicara padamu. Aku ingat saat kau kelelahan berjalan di mall dan kau selalu meminta aku untuk menggandengmu. Aku ingat kau suka sekali dengan coklat dan perhiasan. Aku ingat saat kau meminta nasi uduk pada mama. Aku ingat bagaimana kau memarahi ku saat aku mandi terlalu lama, kita selalu berebut kamar mandi. Dan aku ingat semua hal tentangmu, tentang kita.
          Tapi, waktu seakan begitu jahat. Kau jatuh sakit. Sakit itu yang membuat tubuhmu lemah dan kita jarang bercanda gurau lagi. Aku tau bagaimana itu sangat menyiksamu. Bahkan saat kau masih ada dirumah, ketika aku pulang sekolah aku sama sekali tak menyapamu padahal kau ada dikamar.
          Aku ingat dengan jelas, saat kau dibawa ke Jepara dan tinggal disana sangat lama. Kau selalu ingin kembali tapi keadaannya sulit. Kau masuk rumah sakit di Semarang. Aku bergegas pergi menjengukmu. Aku ingat dengan jelas, kau tak seperti biasanya. Kau lupa dengan aku. Kau melupakan namaku. Mengapa penyakit itu sangat kejam padamu dan padaku?
          Waktu berlalu, kau tak kunjung sembuh. Masalah datang silih berganti yang makin membuat buruk keadaanmu. Akhirnya kau kembali kerumah dan dirawat dirumah. Aku ingat saat kau tak mau makan. Aku segera masuk kamar dengan membawa makanan itu. Aku memintamu untuk makan, dan kau melakukannya. Padahal aku tau tenggorokanmu sakit saat menelan makan itu. Sebagai hadiahnya, aku membawakan air es buatmu dan itu cukup membahagiakanmu walaupun sebenarnya itu juga tak baik buatmu.
Sebuah kebahagian terbesar saat aku tau kau telah terlepas dari semua beban yang ada di dalam dirimu, tapi entah kenapa airmataku selalu menetes saat aku tersadar bahwa kau sudah tak ada disini lagi. Dan seketika itu aku menyesali semua perbuatanku. Mengapa aku tak melakukan sesuatu yang terbaik disaat hari-hari terakhirmu. Aku juga belum sempat membahagiakanmu dengan segala apa yang aku bisa. Aku belum mewujudkan keinginanmu untuk punya gadget. Aku menyesal, Mak…
Aku sangat merindukanmu, keberadaanmu, suaramu dan waktu kita. Yang aku lakukan saat ini hanya memandang fotomu sedang menggendongku saat aku masih kecil. Hanya itu yang bisa kulakukan saat aku merindukanmu. Jarang sekali aku pergi kekuburmu karena studiku. Aku teramat rindu padamu, Mak, sangat rindu. Jika boleh, aku ingin sekali bertemu denganmu dan akan ku ajak kau pergi dan makan nasi goreng kesukaan kita, bercanda bersama, menonton tv sampai malam dan beradu argument.
Aku disini berada jauh, sangat jauh darimu, tapi aku yakin dari atas sana kau bahagia dan juga pasti sangat merindukan aku. Mak…satu hal yang kau harus tau bahwa aku sangat amat kehilangan saat kau pergi begitu cepat, tapi aku bahagia kau tak lagi menderita dan menanggung beban yang aku tau sangat mengganggu pikiranmu. Sampai berjumpa nanti Mak, aku sangat menyayangi dan merindukanmu…