Ia benci saat tiba-tiba ulu hatinya sakit yang tak terhingga sampai ia kesulitan bernafas. Merasakan ada yang mendesak ingin keluar dari matanya dan mulutnya ingin mengatakan sesuatu tapi tertahan. Tertahan oleh sesuatu yang sulit untuk diungkapkan. Pikirannya setiap malam berputar keras untuk mengatasi itu, tapi rasanya ada hal lain yang bisa menyelesaikan. Mengapa hatinya begitu lemah dan bodoh...
Sunday, August 16, 2015
Thursday, August 13, 2015
Logika VS Perasaan
Terkadang aku merasa, mereka terlalu jahat untuk diperjuangkan.
Kadang mereka juga terlalu tega untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya mereka
maksudkan, apa yang mereka rasakan dan mereka lakukan. Terkadang juga mereka terlalu
jahat karena rasa tak acuh mereka. Kadang mereka terlalu jahat untuk
mengekspresikan amarahnya hingga itu semua sangat melukai perasaan perempuan
dan mereka terkadang juga terlalu menggunakan logika mereka tanpa mengetahui
bahwa perempuan selalu menggunakan perasaannya.
Logika tidak bisa menyatu dengan perasaan. Terkadang juga
logika terlalu kejam untuk diungkapkan pada perasaan. Tapi terkadang juga
logika menyadarkan bahwa betapa lemahnya perasaan itu dan betapa bodohnya
mereka. Pada kenyataannya, sulit sekali untuk menyatukan perasaan dan logika
secara bersamaan pada saat yang sulit. Keputusannya pasti entah itu menurut
logika atau perasaan.
Semuanya pasti mengerti bahwa perempuan sangat
menggunakan perasaannya dalam hal apapun. Mereka juga kadang menginginkan orang
lain untuk lebih menghargai perasaan mereka yang sangat lemah. Dengan kejujuranpun
terkadang dapat melukai perasaan mereka tanpa alasan yang jelas. Herannya, mereka
mungkin kesulitan untuk mengerti dan memahami.
Apa yang sudah mereka perbuat dan itu melukai perasaan
perempuan, sangat sulit untuk dilupakan karena perempuan akan mengingat itu
dengan jelas dalam otak mereka. Padahal logikanya mereka itu bukan lagi sosok
yang penting dan harusnya tidak seberarti itu untuk mengingat-ingat apa yang
mereka katakan, apa yang mereka lakukan. Nyatanya, perempuan tidak peduli
dengan hal itu. Mereka akan membuat sebuah peringatan keras pada otak mereka
untuk tidak akan pernah lupa dengan semua itu, bahkan every details.
Harusnya mereka berhati-hati dengan semua itu. Dengan perkataan
mereka, dengan ucapan mereka, dengan segala bentuk kejujuran yang berdasarkan
logika mereka, dimana mereka sepertinya tidak berpikir ulang dengan hal itu dan
alhasil itu berhasil melukai perasaan perempuan. Entah itu kata-kata kasar,
kemarahan-kemarahan, segala ucapan yang bentuknya tidak menghargai menurut
perasaan bukan logika.
Bolehlah mereka melakukan apapun, apapun, dibalik
semua kebaikan yang ada, setidaknya jangan sampai ketauan atau bahkan mereka mengungkapkannya
sendiri. Pada akhirnya perempuan tidak mau tau fakta yang ada sebenarnya,
maksudnya apa, yang jelas, yang perempuan tau, mereka berhasil melukai dirinya.
Hai viewers, itu sebenarnya terinspirasi dari salah
satu cerita teman dekatku dan akupun juga pernah mengalaminya dan kejadiannya
hampir persis sama. Tidak salah bila aku mengungkapkan apa yang kami rasakan
lewat blogku ini. Bukan mau menghakimi atau membela diri, but i just wanna
share and tell you guys that not every anger, explaination, honesty can
describe your purpose without hurting women’s heart. Be aware of that, because
once you broke women’s heart it will stay in her mind and of course her heart.
Thanks.
NB: bukan hanya untuk pria sih, perempuan juga kadang
seperti itu. So, ada baiknya kalo kita refleksi diri dan menyadari bahwa kita
adalah manusia yang selalu melakukan kesalahan dan menyakiti orang lain.
Subscribe to:
Posts (Atom)