Monday, January 19, 2015

LDR

Setelah cukup lama menjauh dari blog akhirnya aku kembali dengan kehidupan yang gak jauh beda dari tahun sebelumnya. Tahun baru kali ini gak ada harapan yang begitu spesifik, hanya seperti pada umumnya.  Liburan cukup terasa lama dan hepi bisa main bareng temen2 lama. Gak sengaja aja ada cerita yang cukup menggelikan dan cukup membuatku berfikir.

Awalnya aku iseng buka hpnya dan menjelajah seluruh isinya. Gak sengaja aku buka smsnya terus ada 2 nama yang asing. Aku kepo dan mulailah basa-basi dengan dia. Intinya dia udah nikah punya anak. Suami kerja di luar kota. Apa namanya kalo bukan LDR? Bedanya ini udah dalam status perkawinan.
Semula semua berjalan lancar. Suaminya memutuskan untuk tetep kerja di luar kota walaupun dia menolak untuk ikut menetap di sana karena lingkungan yang kurang sesuai. Alhasil jarak memisahkan mereka berdua.

Komunikasi hanya terjalin lewat hp dan itupun jarang karena kesibukan masing-masing. Sms paling serius membicarakan soal anak. Sering bertengkar baik itu ketemu langsung atau di sms. Parahnya ketika si suami pengen pulang mengunjunginya, dia menolak dan bersikeras supaya suaminya tidak pulang.

Alasannya mungkin agak masuk akal. Dia udah males bertengkar sama suaminya. Katanya hal kecil bisa jadi persoalan yang besar kalo mereka bertemu.
Singkat cerita dia mulai menyinggung soal lelaki lain. Sangat mudah ternyata mengorek-ngorek cerita cintanya hahaha.

Hubungan mereka bisa dibilang dekat akhir-akhir ini. Pertama hanya teman sosmed dan akhirnya sampai ke telpon2an. Dari gelagat dia bicara, aku tau kalau dia tertarik dengan pria ini secara boleh dibilang tampangnya mirip artis *kata dia sih*. Ceritanya terus berlanjut dan membahas tentang cewek-cewek ganjen yang berusaha mendekati pria ini. Sekali lagi aku tau kalau dia menyimpan rasa cemburu.

Tidak disangka-sangka ternyata pria yang dekat dengannya bukan hanya satu. Bahkan suaminya sampai mengenal lelaki yang dekat dengan dia.
"Kamu kawin lagi aja sana, aku juga bakal kawin lagi nanti" katanya waktu bertengkar dengan suaminya lewat sms.
Bukannya mau mencampuri hubungan oranglain yang jelas-jelas aku belum berpengalaman soal yang kaya gini. Aku hanya sekedar heran saja. Aku malah sempat menyangka kalauh pernikahan mereka karena dijodohkan, tapi ternyata bukan.

Pikiran lain yang muncul adalah mungkin semuanya itu karena mereka saling merindukan satu sama lain. Merindukan kehadiran sosok suami atau istri didekat mereka karena selama ini kan mereka LDR.
"Nggak, aku gak kangen kok. Udah kebiasaan aja rasanya. Lagian kalo udah ketemu pasti bertengkar. Kan jadi males"

Gimana gak membuat aku semakin takut dengan hal ini. Yang udah suami istri aja kaya gini, apalagi yang masih pacaran ababil-ababil gitu?
Resiko yang diambil besar dan menuntut banyak hal seperti kepercayaan mungkin. Tapi percaya sama orang itu tidak mudah bahkan dengan orang terdekat sekalipun. LDR masih tanda tanya di otakku. Mungkin aku masih butuh waktu hahaha.

Well, cerita ini belum berakhir sih. Mungkin besok aku bakal mengoreknya lebih lagi. Bukan sembarang gosip dan rekayasa. Yang biasanya aku ngarang-ngarang cerita, bikin kalimat-kalimat puitis, kali ini cerita benera nih. Tunggu lanjutan ceritanya yah, aku juga penasaran nih sama lelaki-lelaki itu ������

Tuesday, January 6, 2015

This is my new beginning

Hai everyone who is reading my blog. Mungkin agak terlambat buatku untuk bilang Selamat Tahun Baru 2015. Tak terasa waktu berlalu begitu saja dan aku masih berselimut kabut masalalu. Harapan setiap orang untuk tahun ini hampir semuanya menginginkan hidup yang jauh lebih baik. Begitu juga denganku. Aku ingin semua ketakutanku yang masih ada sampai saat ini akibat masalalu hilang. Rasa takut itu sangat berdampak padaku, bahkan pada oranglain, perasaan oranglain. Sering kali aku membuat mereka tertawa dan kecewa di saat yang bersamaan. Bahkan aku membuat mereka merasakan pedihnya sakit hati karena diriku yang tertutup ini.
Tak semudah yang oranglain lakukan. Mungkin aku agak sedikit berbeda dengan mereka. Harusnya aku juga bisa,tapi nyatanya?

Jadi, aku adalah orang yang selalu memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap sesuatu. Aku memperjuangkan itu dan jika aku gagal maka dampaknya akan sangat dalam. Dan aku adalah seseorang yang menuntut kesempurnaan terhadap apa yang akan menjadi miliku. Sementara aku tak menyadari bahwa diriku tak bisa sempurna seperti apa yang aku mau pada oranglain, hal lain. Bahkan aku menuntut mereka untuk menerimaku dengan apa adanya aku sementara aku tak bisa menerima mereka. Kritikan yang ditujukan pd diriku terkadang bisa membuatku menangis berhari-hari dan rasa benci akhirnya tumbuh. Akhirnya? Berbuah sia-sia.

Aku menjadi perempuan yang tumbuh dengan baik,di lingkungan yang baik. Menjadi orang yang tau sopan santun dan belas kasihan. Aku menjadi orang yang sensitif terhadap sesuatu yang bersinggungan tentang sosial dan mimpiku untuk itu amatlah besar.
Mungkin aku butuh sesosok orang lain yang tau dan mampu membawaku pada mimpi itu. Sampai sekarang aku belum menemukan.

Dan di hari ini, jantungku rasanya mau copot. Aku rasanya ingin pergi dari tempat itu. Aku merasa dia ada di sana dan aku sama sekali tak berniat untuk menjumpainya. Rasanya kakiku gemetar setiap aku melangkah, seperti keberadaanku terancam. Tapi aku bilang sama Tuhan, "Kalo emang hari ini aku akan melihat wajahnya, jadikan ini yang terakhir dan aku akan segera berdamai dengan dia lalu segera melupakan dia. Atau jika mungkin ini suatu pertanda lain Tuhan?"

Sekian lama, aku menantikan saat ini tapi sepertinya aku masih harus menunggu saat yang tepat. Artinya pergolakanku belum cukup sampai di sini. Tuhan masih menyanggupkan aku. So, aku akan menjalaninya dengan baik. ��