Tuesday, November 19, 2013

Like A Bird

Hidupku di ibaratkan seperti burung dalam sangkar. Yang merasa sangat nyaman dan aman berada dalam sangakar, tak perlu kuatir akan datangnya musim kemarau. Musim dimana kesulitan mencari makan dan minum. Tak perlu kuatir akan datangnya musim hujan, dimana banyak petir dan badai yang menakutkan. Juga tak perlu takut akan musuh-musuh yang mencoba untuk membunuhnya. 
Karena merasa sangat nyaman dan aman, hingga ia tak tau lagi bagaimana caranya untuk terbang. Hingga ia tak tau lagi bagaimana rupa sekuntum bunga yang indah. Tak tau lagi bagaimana bahagianya terbang diawan bersama sekawanan burung yang sama sama mempertahankan hidup. Burung juga memerlukan kebebasan, kebebasan untuk menentukan pilihannya. Ia juga butuh sebuah pengalaman, mengalami bagaimana sulitnya bertahan diluar sana sehingga ia bisa menghargai apa itu hidup. 
Dimana ia harus kesulitan mencari makanan saat musim kemarau dan tak akan lagi menyia-nyiakan makanan yang dulu diberikan oleh sang tuan. Dahaga yang selalu terpuaskan oleh minum yang diberikan lebih oleh sang tuan. Perlindungan dan perawatan yang selalu ia dapat tanpa melakukan suatu usaha. 
Keinginan untuk bebas itu selalu ada, tapi ia takut. Takut akan resiko yang harus ia jalani nanti. Ia takut, suatu saat ia tidak bisa bertahan dalam tekanan tekanan disekitarnya. Apalagi musuh-musuh yang selalu menyerang. 
Tapi apabila didalam sangkar, pasti kesepian. Tak ada kawan yang bisa diajak berjuang bersama. Makanan yang diberikan oleh sang tuan, ia makan sendiri. Tak ada kawan untuk berbagi...

Sangkar dan kesunyian...
Angkasa dan kebebasan...

Thursday, November 14, 2013

Dunia Cinta yang Berkebalikan

Menurut gue, cinta itu membingungkan dan gak jelas. Kenapa gue tak henti-hentinya bahas soal cinta? Karena memang cinta itu tak ada habis-habisnya untuk dibahas.
Pengalaman gue yang di ombang ambing oleh cinta itu bener-bener membuat gue berinisiatif untuk meneliti soal cinta. Meneliti? Itu bahasa kayanya canggih banget.
Gue ini seorang sahabat yang mendengar keluh kesah sahabat gue. Keluh kesahnya ya tentang apapun, paling banyak soal cinta. Tapi sekarang, gue pengen meneliti kehidupan cinta gue.
Gue beropini kalo cinta gue, kehidupan cinta gue ini selalu berkebalikan.
Gue pernah suka, pengen deket sm seseorang waktu kuliah ini. Yaaa gak usah sebut merek lah ya. Dia sama skali belum kenal gue, belum pernah ngobrol, hanya sekedar tau aja muka gue. Setiap hari, keinginan untuk lebih dekat dengan dia itu semakin bertambah. Liat mukanya, tingkah, dan ketawanya itu rasanya pengen banget bisa ngobrol, bisa akrab. Sekian lamanya gue menunggu kesempatan itu, ternyata tak kunjung datang.
Setelah sibuk dengan tugas, dan materi kuliah yang banyak dan begitu baru dengan hal itu, lama kelamaan aku mulai berpaling. Keinginan itu tak semenarik dulu. semakin lama semakin keinginan itu hilang, hingga sama sekali tidak ada keinginan untuk dekat dengan dia.
Gue berniat untuk fokus kuliah, belajar rajin demi banggain orang tua yang uda kerja keras buat gue. Apa yang gue butuhin selalu dipenuhi, walaupun gue tau perjuangan mereka gak semudah yang dipikir. Gue bersyukur akan semua hal ini, maka dari itu gue pengen manfaatin kesempatan yang gue dapet dengan sebaik-baiknya. Bagaimana dengan soal cinta? Katanya masa SMA adalah masa-masa cinta terindah, nyatanya gue gak mengalaminya sama sekali. Dan katanya masa-masa kuliah adalah masa-masa kita berburu jodoh. Tapi gue gak berniat untuk hal itu dibanding dengan keinginan gue untuk serius kuliah. Awalnya memang tergoda, sempat iri dengan teman-teman gue yang gak tau gimana caranya, begitu masuk kuliah, banyak cowok yang PDKT sm mereka. Bahkan udah pacaran, sedang gue? Belum. Untuk sekedar teman saja rasanya susah.
Dikelas gue itu, satu meja bisa buat 4 orang. Mejanya panjang gitu dan asal tau aja, gue kalo dikelas, duluuu cuma duduk bertiga aja sama temen gue. Gak ada seorangpun yang seenggaknya gabung atau mengisi satu kursi kosong itu. Kalo cewek sih mungkin masih ada beberapa, tapi kalo cowok sama sekali gak ada. Dari hal itu temen gue dan gue mulai pesimis. Padahal, kita bertiga sudah berusaha untuk gaul dengan mereka.
Waktu berjalan dengan cepatnya. Kursi itu sekarang sudah terisi. Oleh salah satu dari segerombolan lelaki yang berasal dari suatu kota. Sering, gue dan temen-temen gue bertiga tadi menyebut mereka "SMASH" karena 7 orang, dulu sebelum Morgan keluar. Pergi makan sama mereka, hang out pernah lah sama mereka. Oh God. Ini bener2 amazing moment gak sih? oke sedikit lebay. tapi emang itu yang gue rasain.
Gimana dengan kabar seorang lelaki yang gue sukai tadi? Sekarang, lo semua harus tau kalo gue bisa banget ngobrol sama dia. Bahkan bercanda sama diapun bisa. Harusnya keinginan itu ada, atau seenggaknya muncul lagi. Tapi ini aneh. Gue gak ngerasain gimana pengennya gue deket sama dia.
         "Lo tau, sekarang gue bisa deket sama lo karena dulu gue pengen banget deket sama lo. Asal lo tau aja. Tapi sekarang keinginan gue itu anehnya gak muncul lagi. Gimana ya? Gue heran. Siapa yang salah sekarang?"

Seandainya gue ngomong gitu ke dia, pasti dia bingung.

Gimana gue gak menyimpulkan kalo dunia cinta itu berkebalikan? Banyak banget contohnya dalam kehidupan gue. Adalagi satu contoh, ini tentang mantan gue. Dulu waktu gue pacaran sama dia, sama sekali gue gak ada cinta buat dia. Setelah gue putus sama dia, betapaaaaa gue menyesal dan cinta banget sama dia. Pengen balikan tapi itu gak mungkin. Namanya galauin mantan tuh gak cukup sebulan atau 2 bulan, tapi butuh bertahun-tahun. Dan itu yang gue alami. Apapun yang akan terjadi sekarang, nanti, gue gak peduli. Krna gue udah capek banget dimainin. Yah mungkin karma. Tapi mungkin gak harus selama ini. Melupakan orang yang kita cinta gak cukup bulanan, apalagi single. Gue bertahun-tahun ngelupain yah sampe sekarang masih aja inget dan kepo2 tentang dia. tapi gak separah dulu. mungkin butuh beberapa tahun lagi hahaha.

Apa lo pernah kaya gitu? gimana? lelahkah? pusingkah? makin gak ngerti cinta itu apa? Semoga perjalanan cinta yang akan lo alami nanti akan membuat lo semakin ngerti. Dan begitu juga gue.
Semogaaaa...

Monday, November 11, 2013

Dear God...

Hanya ingin menulis apa yang dirasakan...
Kemanapun langkah ini melaju ya Tuhan..
aku harp ini akan berujung..
berujung pada seseorang.
Cintanya..perhatiannya..yang selama ini aku nantikan.
Tidak berbagi pada siapapun...
Hanya aku ♥

Hatinya dan pikirannya...
yang hanya tertuju padaku.

Waktu-waktu ini mengapa sungguh berat ya Tuhan? Bertahun-tahun aku berharap, aku berjuang, bermimpi...
Apa kesia-siaan itu yang membuat ini semua sulit?
Kapan ya Tuhan? Aku memang sudah mendapatkan cinta dari orang-orang disekelilingku dan aku bersyukur. Tapi ijinkan aku mendapatkan cinta yang benar-benar darinya. Aku memang selalu menuntut lebih, tapi bolehlah aku mendapat yang terbaik.

Bila memang cinta ini belum cukup untuk mencintainya, dan hati ini belum siap..
apa yang harus kulakukan ya Tuhan? Seberapa besarkah cinta yang harus aku punya? Seberapa siapkah hati ini agar dapat menerima seseorang itu? Iya, itu.. karena aku tak tau...
Bukan aku takut, bukan aku putus asa...
Aku menyesali perbuatanku dulu, aku sangat bersalah...dan aku tidak tau Tuhan..
Mungkin dia bukan seseorang yang ada diujung sana.
Ikhlaskan aku ya Tuhan, jika ini bukan kenyataannya, jika dia bukan orangnya. Jangan biarkan airmata ini terus mengalir, bila aku harus melihat dia bahagia dengan orang yang mencintai dan ia cintai. Jika tiba waktu, dimana aku akan merindukannya. Aku berharap itu tidak terjadi. Jika sepintas memori itu teringat kembali, biarkan aku berusaha untuk menghapusnya.

Melupakannya, tak semudah yang oranglain katakan. Apa yang mereka tau? Tentang aku, kamu..tentang kita. Aku yang tau, aku yang merasakanya. Hanya aku.
Maafku mungkin tak sebanding dengan luka itu. Dan bila kesempatan itu ada, aku ingin jadi yang terbaik dari yang terbaik.
Segalanya bukan berarti semuanya. Kau memang segalanya, tapi kamu tak bisa mengambil semuanya.
Aku sudah berulangkali berusaha melupakanmu, tapi kamu terus hadir. Apa maksudmu?
Jika kamu mendengar, dan tau.. tolong...jangan balas semuanya dengan lebih kejam lagi. Karena semuanya sudah cukup membuat aku teramat menyesal.
Dan akhirnya semuanya ini sia-sia...
Selamat tinggal...

Sunday, November 10, 2013

Little kids


Aku begitu iri, iri dengan anak kecil.
Mereka begitu bebas melakukan apapun, tanpa harus malu dan gengsi. Mengungkapkan apa yang mereka mau, tanpa harus ragu dan berpikir panjang.
Mereka mengungkapkan apa yang benar-benar mereka rasakan, tanpa ada sesuatu pun yang mereka sembunyikan. Kejujuran begitu melekat dengan diri mereka.  Tapi terkadang mereka juga takut, lalu mereka menangis. Mereka merasa terancam, lalu mereka berontak, mereka begitu kesal, lalu mereka marah.
Lalu, seiring berjalannya waktu dan usia bertambah, kejujuran rasanya bukan sesuatu yang penting lagi. Semua berubah menjadi lebih dingin, hingga membeku dan kaku.
Dinginnya seperti es, memerlukan kehangatan untuk mengembalikannya menjadi air. Air yang mengalir..melewati segala rintangan dihadapan mereka tanpa penuh keluhan, tanpa ada sedikit keraguan, layaknya anak kecil. Mereka tidak tau apa yang ada didepan mereka, mereka tak perlu memikirkan apa yang akan terjadi nanti. Mereka hanya berusaha melakukan apa yang mereka bisa. 
Kehangatan....
Cinta....
Kita butuh cinta yang hangat, yang saling mencintai dan menyanyangi. 
Bukan cinta yang dingin, yang hanya mencintai dan tidak dicintai.

Saturday, November 9, 2013

Ketika Malam tiba..

Malam hari, adalah salah satu moment yang bisa membuatku muak, dan rasanya aku tak ingin ada kehidupan terjadi. Terlebih kehidupan cinta. Semua kesenangan, kesedihan, luka, amarah, menyesal, memori.. semuanya memuakkan

Apa artinya, jika kita hanya bisa mencintai dan bukan dicintai? Apakah ini termasuk sebuah keindahan cinta? Aku ragu, jika seseorang akan terus bertahan mencintai orang yang sama. Lalu, mengapa ada pernikahan kalau keraguan itu benar...


Kesendiriian itu berarti tak ada orang yang peduli dan memperhatikan kita setiap hari? Salah! Orang tua kita lebih dari itu. Lalu mengapa kita selalu merasakan kesepian? Apa itu belum cukup? Karena manusia memang tidak akan pernah cukup. Cukup untuk meminta dan meminta yang lebih. 


Sesungguhnya, kita tak perlu mengharapkan seseorang akan memperhatikan kita, memperdulikan kita, tapi mengapa kita selalu melakukannya? Apa guna kita menghabiskan waktu untuk menunggu, berharap, berhayal kalau semua itu hanya bisa bertahan dalam mimpi dan harapan? Dan akhirnya itu semua sia-sia. 


Kebingungan dan keraguan terus berputar di otakku. Manusia mana yang tak ingin dirinya dicintai, tapi ia hanya bisa mencintai. Mengungkapkan sepatah katapun mungkin hanya sebatas harapan, secuil harapan yang ada ditengah-tengah kerumunan keraguan.


Taukah ia bahwa aku sangat ingin melihat dan menatap matanya? Mungkin hanya aku, orang yang tidak bisa mendapatkan kesempatan kedua. Walaupun dia, saat ini sedang berusaha untuk menjauh, pergi..bahkan hilang dariku. Aku tak bisa menjauh. Tapi aku lelah. Lelah denganmu. Menunggumu, berhayal dan berharap sekarang menjadi suatu hal yang bodoh. Tak ada keberanian untuk mengatakan yang sejujurnya. 


Dia itu seperti sebuah hadiah yang tak terduga. Datang saat aku tak menginginkannya, tak mengharapkannya, bahkan tak sedikitpun memikirkannya. Tapi dia seperti mimpi, terlalu hayal untuk dirindukan, sangat jauh saat aku sangat mengharapkannya dan susah untuk ku mendapatkannya dan mungkin melupakannya.


Setiap malam, hanya dirimu yang selalu melintas dalam pikiranku. Entah dalam keadaan apapun itu. Kamu selalu hadir saat aku tidak memikirkanmu. Mengapa? Mimpi hadir melalui mimpi. 


Hariku terasa tak berwarna jika semuanya ini ternyata hanya secuil harapan yang ada ditengah keraguan. Sakitnya ketika aku menunggumu, sekarang pun sudah tidak terasa lagi.


Banyak pria yang menarik perhatianku dan mengalihkan pikiranku, tapi tak sedikitpun menggantikanmu. Mengapa harus ada perpisahan, jika sepasang kekasih ditakdirkan untuk bersama? Harus ada kebersamaan, jika akhirnya terpisah. Memori yang ingin diperoleh.


Tuhan...aku ingin membuat sebuah memori. Memori yang kapasitasnya tak terhingga. Yang isinya hanya tentang aku dan dia. Foto, video, lagu, document, apapun. Bolehkah Tuhan, aku melanjutkan kembali cerita yang belum selesai aku tulis?


Semua temanku bahagia. Karena mereka punya pasangan. Pastinya mereka bersyukur dan pastinya lebih beruntung. Mungkin aku terlalu sok tau. 


Apa hanya perempuan yang cantik, putih, kurus, pintar...perfect, yang boleh merasakannya? Aku memang tak pantas iri dengan mereka, karena semua ini berbeda. Kisah cinta dan kehidupan yang teramat berbeda denganku. Mungkin terkadang sama, tapi beda.


Bagaimana caranya agar aku dapat melupakanmu? Bagaimana caranya agar aku bisa berpaling darimu? Sementara memori itu terus te-rewind. Mengertilah, bahwa aku lelah. Aku ingin hidup tanpa diliputi rasa cemas. Cemas karena aku tak akan bisa mendapatkanmu. Tapi aku tak bisa keluar dari semua jebakan ini. Lalu...aku harus bagaimana? Aku harus berbuat apa? Mungkin harga diriku terlalu tinggi dan gengsiku yang memaksaku untuk menutup semua ini. Begitu munafik. Aku terlalu gegabah, buru-buru dalam mengambil keputusan.


Maaf...

Aku sudah menyakitimu, yang hanya ingin dicintai dengan tulus
Maaf...
jika aku tak mampu memenuhi harapanmu
Maaf...
bila aku telah membuang waktumu, menyia-nyiakanmu
Dan maaf...
bila aku telah hadir dan merusak semuanya...




Love you always...