Saturday, November 9, 2013

Ketika Malam tiba..

Malam hari, adalah salah satu moment yang bisa membuatku muak, dan rasanya aku tak ingin ada kehidupan terjadi. Terlebih kehidupan cinta. Semua kesenangan, kesedihan, luka, amarah, menyesal, memori.. semuanya memuakkan

Apa artinya, jika kita hanya bisa mencintai dan bukan dicintai? Apakah ini termasuk sebuah keindahan cinta? Aku ragu, jika seseorang akan terus bertahan mencintai orang yang sama. Lalu, mengapa ada pernikahan kalau keraguan itu benar...


Kesendiriian itu berarti tak ada orang yang peduli dan memperhatikan kita setiap hari? Salah! Orang tua kita lebih dari itu. Lalu mengapa kita selalu merasakan kesepian? Apa itu belum cukup? Karena manusia memang tidak akan pernah cukup. Cukup untuk meminta dan meminta yang lebih. 


Sesungguhnya, kita tak perlu mengharapkan seseorang akan memperhatikan kita, memperdulikan kita, tapi mengapa kita selalu melakukannya? Apa guna kita menghabiskan waktu untuk menunggu, berharap, berhayal kalau semua itu hanya bisa bertahan dalam mimpi dan harapan? Dan akhirnya itu semua sia-sia. 


Kebingungan dan keraguan terus berputar di otakku. Manusia mana yang tak ingin dirinya dicintai, tapi ia hanya bisa mencintai. Mengungkapkan sepatah katapun mungkin hanya sebatas harapan, secuil harapan yang ada ditengah-tengah kerumunan keraguan.


Taukah ia bahwa aku sangat ingin melihat dan menatap matanya? Mungkin hanya aku, orang yang tidak bisa mendapatkan kesempatan kedua. Walaupun dia, saat ini sedang berusaha untuk menjauh, pergi..bahkan hilang dariku. Aku tak bisa menjauh. Tapi aku lelah. Lelah denganmu. Menunggumu, berhayal dan berharap sekarang menjadi suatu hal yang bodoh. Tak ada keberanian untuk mengatakan yang sejujurnya. 


Dia itu seperti sebuah hadiah yang tak terduga. Datang saat aku tak menginginkannya, tak mengharapkannya, bahkan tak sedikitpun memikirkannya. Tapi dia seperti mimpi, terlalu hayal untuk dirindukan, sangat jauh saat aku sangat mengharapkannya dan susah untuk ku mendapatkannya dan mungkin melupakannya.


Setiap malam, hanya dirimu yang selalu melintas dalam pikiranku. Entah dalam keadaan apapun itu. Kamu selalu hadir saat aku tidak memikirkanmu. Mengapa? Mimpi hadir melalui mimpi. 


Hariku terasa tak berwarna jika semuanya ini ternyata hanya secuil harapan yang ada ditengah keraguan. Sakitnya ketika aku menunggumu, sekarang pun sudah tidak terasa lagi.


Banyak pria yang menarik perhatianku dan mengalihkan pikiranku, tapi tak sedikitpun menggantikanmu. Mengapa harus ada perpisahan, jika sepasang kekasih ditakdirkan untuk bersama? Harus ada kebersamaan, jika akhirnya terpisah. Memori yang ingin diperoleh.


Tuhan...aku ingin membuat sebuah memori. Memori yang kapasitasnya tak terhingga. Yang isinya hanya tentang aku dan dia. Foto, video, lagu, document, apapun. Bolehkah Tuhan, aku melanjutkan kembali cerita yang belum selesai aku tulis?


Semua temanku bahagia. Karena mereka punya pasangan. Pastinya mereka bersyukur dan pastinya lebih beruntung. Mungkin aku terlalu sok tau. 


Apa hanya perempuan yang cantik, putih, kurus, pintar...perfect, yang boleh merasakannya? Aku memang tak pantas iri dengan mereka, karena semua ini berbeda. Kisah cinta dan kehidupan yang teramat berbeda denganku. Mungkin terkadang sama, tapi beda.


Bagaimana caranya agar aku dapat melupakanmu? Bagaimana caranya agar aku bisa berpaling darimu? Sementara memori itu terus te-rewind. Mengertilah, bahwa aku lelah. Aku ingin hidup tanpa diliputi rasa cemas. Cemas karena aku tak akan bisa mendapatkanmu. Tapi aku tak bisa keluar dari semua jebakan ini. Lalu...aku harus bagaimana? Aku harus berbuat apa? Mungkin harga diriku terlalu tinggi dan gengsiku yang memaksaku untuk menutup semua ini. Begitu munafik. Aku terlalu gegabah, buru-buru dalam mengambil keputusan.


Maaf...

Aku sudah menyakitimu, yang hanya ingin dicintai dengan tulus
Maaf...
jika aku tak mampu memenuhi harapanmu
Maaf...
bila aku telah membuang waktumu, menyia-nyiakanmu
Dan maaf...
bila aku telah hadir dan merusak semuanya...




Love you always...

No comments:

Post a Comment