Wednesday, December 17, 2014

3rd Semester

SRI ^^
Kelas C

  
Masa-masa indah selama 1 semester ini akan segera berakhir. Banyak hal yang menyenangkan dan mengesankan terjadi. Banyak hal-hal yang mengejutkan dan menyedihkan yang datang secara bersamaan. Masih dengan seorang diri bersama teman-teman yang mau berbagi.

Rasanya sedih mengingat waktu berputar begitu cepat. Yang dari pertama kita sama sekali nggak mengenal satu sama lain, nggak menyapa satu sama lain, sekarang berjuang bersama-sama, bertahan dan saling mendukung. Dan inilah ujung perjalanan kita selama 1 semester. Aku nggak tau apakah ada lagi kesempatan kaya gini lagi di semester selanjutnya, sementara kesibukan yang terus bertambah dari masing-masing kita. Sibuk dengan urusan kita yang berbeda-beda. Aku juga nggak tau apakah kita masih akan terus bersama sepanjang semester itu atau kita mungkin berpencar.


Yang jelas aku berharap banyak untuk hal itu. Berharap kita masih bisa menghabiskan waktu bersama walaupun hanya sekedar makan bareng, belajar bareng, pergi bareng, curhat-curhat, ketawa-ketawa kaya semester lalu.  Nggak peduli gimana beratnya semester kemarin, jujur aku sangat menjalaninya dengan sangat ringan. Ah ini menyedihkan...


 


Aku benci lah kalo udah perpisahan, tapi itu sebuah kenyataan yang harus dijalani dan akan kita jumpai suatu saat nanti. Setidaknya kata-kata selamat tinggal belum berlaku untuk kali ini. Thankyou banget buat semua memori yang udah kalian kasih buat aku di semester kemaren.

 
Sebentar lagi Natal, tapi rasanya kado Natal udah kudapetin lebih awal. Semoga kalian nggak kangen sama aku selama libur Natal besok hahaha. Mungkin aku yang bakal kangen main sama kalian :D

Have a blessed holiday ya. Semoga semester depan bakalan lebih baik dari sekarang. Walaupun nilai dan IP kadang mengecewakan, kalian harus tetep semangat lhoh hehe. Satu hal yang bakalan kukangenin adalah BELAJAR BARENG kalian. Ujung-ujungnya makan, ujung-ujungnya ketawa-ketawa dan bahkan curhat.


Oiya, gimana rencana kalian? Main lah ke kampungku tercinta biar kalian tu tau. Ku tunggu ya :D Selesaikanlah dulu kewajiban kalian sebagai anak kuliah yang baik ( Remidi maksudnya kalo ada sih, semoga enggak )




 






Ya maybe ini blog terakhirku ditahun 2014. A lot of things happened and it was miracle. Semoga tahun 2015 will be better. I wish a ton of best wishes and luck for you all. Merry Christmas and Happy New Year. May God bless you :)

Tuesday, December 16, 2014

Beautiful lies

Suatu hari yang indah, aku bahagia dalam ketidaktahuanku tentang semuanya yang kurasakan.
Kenyataan yang menjelma menjadi kebohongan sangat menyakitkan dan itu menyedihkan.
Tak ada yang bisa dilakukan dan hanya bisa menertawai diriku.
Seperti tidak ada artinya, ditengah-tengah kebohongan itu mulai menyeruakan arti.
Bagian mana yang harus ditangisi sementara semua seolah membuatku nyaman.
Bagian mana yang harus disesali, dan bagian mana yang harus diperbaiki sementara itu sempurna.
Aku takut ketika perubahan membawa perubahan yang sama sekali tidak kuharapkan.
Bukan hak ku tapi kewajibanku.

God, please hold me and guide me. This is so hard and i can't take this alone. Even i pretend like i don't care, but i really do. I don't know how and why. Everyone stand behind me, stand with me but when i start to walk to that way and look back, i find them go to another way.

Sunday, November 30, 2014

Kemarau-mu

Musim kemarau itu terjadi lagi, datang sekali lagi dan masih berfikir. Bahkan semakin meneriakan panasnya yang membakar. Bukan yang seperti biasanya, hal baru terjadi. Tak tau harus bersikap seperti apa saat didepan pintu yang rapuh itu. Keengganannya untuk menyambut keramahan, akab membuatnya semakin rapuh.

"Seorang pembunuh dengan topengnya yang tampan datang dengan pedang lalu menancapkannya pada jantung pohon keabadian. Sekujur tubuh kering seperti tak pernah dihidupi oleh air. Daun-daun kehilangan kekuatannya untuk bertahan diranting yang patah satu demi satu."

Hal-hal membahagiakan hanya sepintas hayalan dunia. Kesempatan untuk berharap terkubur seketika. Seakan salju tak akan turun lagi. Meninggalkan pintu itu untuk mencari yang lain. Pergi dari panasnya amarah sang raksasa. Menyusuri tanah kering yang siap menggerogoti setiap nafas. Airmata tak mampu mempersatukan retak-retak yang semakin terlihat jelas, malah bersatu dengan udara. Mencari dunia yang lain, sayangnya hanya satu.

"Bintang satu dan yang lain tak akan pernah sama. Mana yang ingin menyombongkan sinarnya dan mana yang padam hilang ditelan kegelapan. Ada satu yang bergantung pada bulan. Selalu merindukan pantulan sinarnya. Bulan terlalu lemah untuk melawan sang raksasa. Bintang itu pun lenyap..."

Begitu ramah dan sulit dibedakan antara bertahan dan menghilang. Keindahan berbeda-beda sama saja akan menghilang. Tanah kering terus meminta untuk kembali pada gravitasi. Akan ada dimana petir menyambar dan gemuruh menangis. Perihnya membuat segalanya berbeda. Merasakan apa yang seharusnya dirasakan. Memohon-mohon untuk kembali seperti semula. Rasanya waktu tak ingin berputar kembali ke masa itu.

Sunday, November 9, 2014

Can't be explained

Kita ada dalam satu situasi, tapi tak saling menyapa
Kita ada berada dalam waktu yang sama tapi tak saling mengucap kata
Kita berada dekat satu sama lain tapi tak saling menatap
Kita ada dekat, tapi hati kita jauh entah dimana
Kita ingin melepas rindu, tapi tak ada keberanian untuk mengungkapkannya
Kita tau bahwa kita saling cinta tapi ego kita terlalu besar
Kita belum menemukan titik dimana kita bisa merasa nyaman berbicara satu sama lain dan saling mengungkapkan perasaan yang ada. Dan akhirnya kesempatan itu berakhir begitu cepatnya.
Aku tak tau akan kah ada kesempatan2 yg lainnya.
Aku tak mau memulainya dulu.
Aku takut, aku berada dipihak yg salah dan aku takut kau mengira bahwa aku sangat kehilanganmu, tapi sebenarnya aku juga tak tahan seperti ini.
Sperti dua orang yang tak saling mengenal padahal kita mengerti satu sama lain.
Seakan aku tak bisa merasakannya, rasa saat aku sedang berbicara padamu.
Seakan aku berada dalam fantasi yang lain lagi, lain dari biasanya.
Sikapku yang sangat menunjukan bahwa aku tak tertarik padamu mungkin menyakitimu.
Haruskah aku mengucap maaf?
Beginilah aku dan kamu.
Aku tak mau menyakitimu hanya karena aku terlalu baik padamu dan oranglain berpikiran bahwa aku hanya perempuan yang sedang mencari seseorang untuk dijadikan seolah-olah penyelamat disaat dia sendirian dan masih terjebak dimasalalu.
Kamu, kamu yang sama-sama diam dan apa yang ada didalam pikiranmu, di kehidupanmu, rasanya hanya ingin kau makan sendiri. 
Diam dan misterius. Aku pun tak tau harus berbuat apa, membaca pikiranmu sudah pasti aku tak bisa, membaca gerak-gerikmu pun aku tak bisa.
Apa yang ada dalam hatimu? Aku jadi mempertanyakan semua yang ada selama ini. Apakah aku seorang yang berdiri disana, didalam keragu-raguan dan kesesakan batin karna merindu?
Ingin ku ungkapkan, tapi jarak yang makin membuat kita jauh dan waktu yang memperjelas semuanya. Hah, bisakah aku hanya pergi dari sini tanpa sedikitpun menyesal karena perasaan tak terungkap ini? Bisakah?

Thursday, November 6, 2014

Another Family



Another Family
                Sekali-sekali kamu tuh bikin tulisan tentang temen-temenmu yang baik hati ini ni lho. Cerita kok mantan terus. Isinya galau-galau terus. We are your second family”

Ya ya ya, kali ini aku mau mewujudkan permintaannya, membuat tulisan yang isinya tentang mereka,  teman-temanku semasa kuliah. Dari awal memang aku gak nyangka bakalan ketemu mereka dan jadi sedeket sekarang. Semoga tulisanku ini bisa buat mereka puas dan gak “rewel” lagi minta dibuatin tulisan. ( dedicated to : Devina, Sri, Yovan, Holy, Okky, Steven). Hope you guys like this J
               
                Sinar matahari yang menyinari sudut ruang kamar  tidurku tak bisa membangkitkan semangatku hari itu. Alarm yang berteriak-teriak membangunkan aku sampai 5 kali, seakan menyerah. Motivasi dan tujuan tak lagi memperjuangkan aku. Bahkan, cita-citaku.
                Satu hal yang tak pernah kusesali sampai sekarang. Bertumbuh menjadi orang yang apa adanya dan selayaknya orang asing yang datang dari “kampung”.  Menuntut ilmu memang kenyataan yang pasti kuhadapi untuk memperjuangkan masa depanku. Terkadang berbagai asumsi negatif datang seolah membunuh semangatku. Tak kusangka dengan polah tingkahku yang ceroboh dan apa adanya ini membuat mereka mau berteman denganku. Awalnya aku sendirian dan tak satupun yang ku kenal. Oke, aku bisa menjalani semuanya sendiri.
                Perlahan-lahan mereka datang. Satu persatu aku mulai mengerti latarbelakangnya. Seiring berjalannya waktu, aku tau bagaimana harus bersikap di depan mereka dan aku tetap menjadi aku. Ada saatnya aku menghindar dari mereka karena sesuatu hal yang membuat aku malas berhadapan dengan mereka. Sayangnya itu tak bertahan lama. Mereka selalu ada saat aku sedang diujung tanduk ingin menyerah. Sekalipun aku tak pernah mendengar mereka mengeluh lelah karena celotehanku, padahal aku tau mereka pasti ingin sekali menendangku yang membungkam mulutku.
                Cukup dewasa dan pintar soal cinta. Aku sering melakukan “sedikit” konsultasi mengenai kegalauanku yang berlarut-larut ini. Petuahnya seakan menamparku yang bodoh akan cinta. Dibalik gayanya yang seperti “BIG BOSS” ada hati yang lemah lembut dan pengertian. Satu hal yang membuatku ingin menendang perutnya yang maju kedepan itu. Dia memperlakukan aku seakan aku bahan bully-an. Badannya yang besar dia manfaatkan untuk menyiksaku. Tuhan, tanganku adalah saksinya.
                Dia baik, perhatian, gentleman kalo aku bilang, lucu, lugu tapi sangat lemah lembut. Lebih lembut dari pada aku yang seutuhnya perempuan ini. Dia bertingkah apa adanya dan sederhana. Kepolosannya kadang membuat teman-teman disekitarnya illfeel. Sebagai contoh kentut sembarangan. Keberadaannya selalu mencairkan suasana. Dia membawa tawa dan senyum ditengah-tengah kami. Memang kadang candaannya itu sunggguh teramat sangat tidak lucu, tapi itu cukup membuatnya disukai banyak orang terlebih perempuan. Termasuk aku! Haha. Sosok periang dan jago dance saja dapat memikat banyak perempuan, tapi harus “lemah lembut” lhooo. Berjalan dengan agak terseret-seret dan membungkuk menandakan bahwa dia adalah temanku yang bisa membuatku mengerti tentang kesederhanaan :D
                Kadang bingung menghadapinya saat sedang badmood atau BeTe atau galau atau sedih atau marah. Dia mengaku, dia adalah seorang yang suka berbagi ketika ada masalah. Tapi sampai sekarang aku masih belum mengerti bagaimana menghadapinya saat sedang badmood itu. Kadang aku merasa serba salah dan akhirnya memilih untuk diam sampai dia mulai baikan. Satu hal yang menjadi alasan kenapa aku menganggapnya sahabat adalah dia juga seorang yang apa adanya. Gokil dan berani menghadapi apapun yang ada dihadapannya. Dia sosok wanita yang tegar, tapi dibalik ketegarannya aku tau dia memendam sesuatu yang teramat dalam, yang membuatnya lelah akan kenyataan. Ada satu saat dimana dia benar-benar down dan sayangnya dia tak pandai menyembunyikan perasaannya. Memang tak mudah menerima kekurangan orang, tapi dia mau bersabar saat menghadapi sikapku yang kadang menyebalkan ini. Aku sering curhat dengannya dan mungkin hampir semua dia tau mengenai perasaan terpendamku. Dan darinya aku belajar keberanian dan ketegaran.
                Gaya bicaranya yang selalu terngiang-ngiang di kepalaku dan membuatku tertawa saat mendengarnya. Hidupnya yang terlihat santai dan tanpa beban, kadang membuatku heran. Dia benci di bohongi dan di php-in. Bicaranya ceplas-ceplos dan itu sangat menular. Saat aku pergi atau main dengan dia, tak hayal juga aku menjadi orang yang ceplas-ceplos. Tapi itu sangat melegakan! Sahabat yang gila dan konyol, itu yang menyebabkan harga diriku ini turun karena kegilaannya itu juga menular. Tapi itu sangat amat menyenangkan! Aku merasa menjadi orang yang sangat bebas dan terlepas dari semua gengsi dan martabat yang selalu aku pertahankan di depan banyak orang. Dan jika boleh kuumpamakan, dia adalah Patrick ku J
                Aku sangat benci saat dia panik dan kemudian berisik. Dia terlalu memikirkan sesuatu hal yang kecil dan akhirnya membuat illfeel semua orang yang mendengar keluhannya itu. Dia menganggap kesibukan adalah beban baginya. Sekarang, dia mempunyai 2 guru les private yang setia mengajarinya belajar. Dia sosok pria yang dewasa, romantis, pengertian, ceplas ceplos tapi lucu juga menyakitkan. Ada saja waktu yang ia pakai untuk menghinaku. Pria penuh fantasi, mungkin pas untuk menjadi kategorinya.
                Prince…mungkin ini yang ada dipikiran sebagian besar teman-temannya termasuk aku. Sosoknya yang misterius masih membuatku dan teman-temanku penasaran dengan sikap aslinya. Kadang dia bersikap lucu, kadang juga diam. Dia bisa dibilang cuek dengan sekitar dan tidak terlalu ramah. Banyak yang bilang dia adalah pria cool dan sederhana. Penampilannya yang nggak aneh-aneh dan biasa aja. Dia adalah anak kuliahan paling “selo” dan santai yang pernah kukenal. Sangat berkebalikan dengan temanku yang panikan itu. Bagaimana tidak pusing saat bersikap didepan mereka? Kepribadian yang 180derajat sangat berkebalikan. Tapi darinya aku belajar untuk menjadi orang yang santai tapi peka pada keadaan.

Mungkin aku agak sok tau tentang mereka, tapi sebenarnya itu yang selama ini kuanggap dan kujadikan dasar saat bersikap dengan mereka. Dan aku senang memiliki teman-teman seperti mereka. Mereka beda dan tidak sama dengan yang lain. Walaupun sebenarnya banyak sekali yang ada pada diri mereka yang sampai sekarang belum kuketahui tapi bagiku mereka adalah bunga yang mekar ditengah-tengah gurun pasir dan hujan yang turun saat musim kemarau. Di sini berdiri sebuah tembok besar berwarna abu-abu yang siap untuk membunuh kehidupanku, tapi satu persatu, mereka memberikan warna yang indah dan dilukiskannya di tembok tersebut. Kini tembok itu sudah penuh dengan bercak warna dan tak bisa terhapuskan walaupun dengan air mata perpisahan sekalipun J

Monday, October 13, 2014

Everlasting Journey of Love



            Setelah kupikir-pikir dan kuingat-ingat, pengalaman cinta yang sungguh menarik ternyata terjadi dalam kehidupanku. Entah mengapa aku baru menyadarinya sekarang. Dari yang disakiti karena pasangan selingkuh dengan perempuan lain, berhubungan dengan lelaki lain tanpa hubungan yang jelas dan tanpa sepengetahuan pacar, dihianati, dijadikan tempat pelampiasan dendam, sampai yang ketemu orang suka sesama jenis. Semakin kuingat-ingat, aku makin yakin bahwa aku adalah orang bodoh kesekian yang melakukan hal sia-sia untuk orang-orang dimasa laluku. Tapi tak bisa dibohongi bahwa hal tersebut memberi warna dalam hidupku. Yeaaa walaupun pahit dan penuh luka.
            Untuk saat ini mungkin bisa dibilang aku adalah wanita yang kebal. Kebal dengan semua tipu muslihat pria yang tak beda jauh dengan apa yang aku alami. Sekalinya aku mendengar cerita tentang oranglain yang mirip, masa itu terpintas diotakku. Setiap hari aku selalu memperingatkan otakku untuk berhenti mengingat masa itu dan memperjelasnya. Masa ini, masa sekarang ini dimana aku sudah mulai beranjak dewasa dan menganggap semua itu hanya bagian dari pembelajaran hidup dan perjalanan cintaku.
            Jujur, lagu “Terlatih Patah Hati” yang dinyanyikan oleh the rain featuring Endang Soekamti ini begitu menarik perhatianku. Lirik yang sangat pas, mungkin dengan pengalamanku membuatku agak tersenyum ketika mendengarnya. Memang aku sudah biasa di tinggal tanpa alasan dan terluka itu pasti dalam setiap hubungan.
            Aku yakin, masih banyak lagi petualangan menarik didepan nanti. Aku tak sabar untuk mengalaminya dan aku ingin yang lebih menantang dari sebelumnya. Cinta, banyak arti yang bisa ku ungkapkan tentangmu. Bahkan aku mulai bingung bagaimana untuk mengatakannya, mencari kata dan arti yang cocok. Cinta memang untuk dirasakan. Cinta memang untuk dinikmati. Cinta sungguh untuk disyukuri. Cinta mengajarku banyak hal tentang hidup. Bukan hanya dari lelaki-lelaki yang pernah dekat denganku, tapi keluarga, sahabat, teman dan orang-orang disekitarku yang menyayangiku.
            Cinta…
            Aku harap kau tak pernah meninggalkan aku
            Layaknya pagi dan malam
            Layaknya awan dan langit
            Cinta…
            Walau aku tak sungguh mengerti
            Tentang asal usulmu
            Siapakah dirimu
            Aku berusaha mengerti itu
            Menganggapmu bagian dari kehidupanku
            Menganggapmu bagian dari perjalananku
            Menganggapmu bagian dari kematianku kelak
            Sekalipun aku hilang
            Akan kutitipkan semua
            Pada hati dan jiwa yang haus akanmu
            Kau akan tetap ada
            Pada mereka
            Tanpa airmata…

Friday, October 3, 2014

For you Grand Ma...



          Aku ingat, waktu aku masih kecil kau adalah orang yang menjaga dan merawatku saat papa mama pergi bekerja. Ketika aku susah makan, kau berikan daun ketela supaya saat besar nanti aku tidak menjadi anak yang kurus karena susah makan.
          Aku teringat saat aku mulai beranjak remaja. Aku mengalami gejolak jiwa yang selalu ingin mendapatkan apa yang aku mau, mendapat perhatian yang lebih, bertindak semauku dan mencari jati diriku. Ketika semua orang marah padaku karena kesalahan yang sebenarnya aku tak tau. Ketika semua orang menyalahkan aku karena sesuatu yang tidak aku perbuat. Ketika aku merasa sedih akan semua itu. Ketika aku kesepian di kamar tidurku karena papa, mama dan adik-adik sudah tidur. Mak, kau selalu ada buatku. Kau yang membelaku saat tak ada satupun orang yang percaya padaku. Saat aku ketakutan dan sendirian di kamarku lalu aku mengetuk pintu kamarmu, kau membukakan pintu untukku walaupun sebenarnya aku tau kau lelah dan sudah tertidur. Kau mempersilahkan aku masuk dan menonton tv sampai kau sendiripun tertidur. Di kamarmu sangat panas dan aku ingat itu dengan jelas. Kau hanya menggunakan kipas angin dan aku menyalakannya dengan kencang, aku tau kau kedinginan tapi aku tak mempedulikannya sehingga kau tarik selimutmu.
          Saat kau melihatku memainkan gadgetku, aku tau kau memperhatikanku dan aku tau kau ingin punya gadget supaya bisa berhubungan dengan teman-teman lamamu. Kau meminta pada mama, tapi mama tak mengabulkannya dan akhirnya kau hanya menggunakan gadget seadanya.
          Aku ingat ketika kita bersama pergi ke gereja naik becak. Aku tau kakimu sedang sakit, tapi aku selalu pergi duluan ke dalam gereja dan tak menuntunmu sampai di tempat di mana kau ingin duduk. Ketika kau haus dan kau lelah untuk berjalan mengambil minum, kau menyuruhku untuk mengambilkan minum tapi aku selalu mengelak karena aku malas.
          Aku ingat saat kau mengajariku merajut. Aku ingat saat kita pergi makan di warung nasi goreng kesukaan kita. Aku tau saat aku butuh sesuatu kau selalu memberikan yang terbaik. Aku juga ingat saat kau mengajariku memasak, membuat roti dan lain-lain. Aku ingat bagaimana kau makan dengan kulit jeruk dan sambal. Aku ingat buah kesukaanmu adalah durian. Aku ingat kau suka sekali menggodaku. Aku ingat kau sangat kurang dalam pendengaran dan aku selalu berteriak saat berbicara padamu. Aku ingat saat kau kelelahan berjalan di mall dan kau selalu meminta aku untuk menggandengmu. Aku ingat kau suka sekali dengan coklat dan perhiasan. Aku ingat saat kau meminta nasi uduk pada mama. Aku ingat bagaimana kau memarahi ku saat aku mandi terlalu lama, kita selalu berebut kamar mandi. Dan aku ingat semua hal tentangmu, tentang kita.
          Tapi, waktu seakan begitu jahat. Kau jatuh sakit. Sakit itu yang membuat tubuhmu lemah dan kita jarang bercanda gurau lagi. Aku tau bagaimana itu sangat menyiksamu. Bahkan saat kau masih ada dirumah, ketika aku pulang sekolah aku sama sekali tak menyapamu padahal kau ada dikamar.
          Aku ingat dengan jelas, saat kau dibawa ke Jepara dan tinggal disana sangat lama. Kau selalu ingin kembali tapi keadaannya sulit. Kau masuk rumah sakit di Semarang. Aku bergegas pergi menjengukmu. Aku ingat dengan jelas, kau tak seperti biasanya. Kau lupa dengan aku. Kau melupakan namaku. Mengapa penyakit itu sangat kejam padamu dan padaku?
          Waktu berlalu, kau tak kunjung sembuh. Masalah datang silih berganti yang makin membuat buruk keadaanmu. Akhirnya kau kembali kerumah dan dirawat dirumah. Aku ingat saat kau tak mau makan. Aku segera masuk kamar dengan membawa makanan itu. Aku memintamu untuk makan, dan kau melakukannya. Padahal aku tau tenggorokanmu sakit saat menelan makan itu. Sebagai hadiahnya, aku membawakan air es buatmu dan itu cukup membahagiakanmu walaupun sebenarnya itu juga tak baik buatmu.
Sebuah kebahagian terbesar saat aku tau kau telah terlepas dari semua beban yang ada di dalam dirimu, tapi entah kenapa airmataku selalu menetes saat aku tersadar bahwa kau sudah tak ada disini lagi. Dan seketika itu aku menyesali semua perbuatanku. Mengapa aku tak melakukan sesuatu yang terbaik disaat hari-hari terakhirmu. Aku juga belum sempat membahagiakanmu dengan segala apa yang aku bisa. Aku belum mewujudkan keinginanmu untuk punya gadget. Aku menyesal, Mak…
Aku sangat merindukanmu, keberadaanmu, suaramu dan waktu kita. Yang aku lakukan saat ini hanya memandang fotomu sedang menggendongku saat aku masih kecil. Hanya itu yang bisa kulakukan saat aku merindukanmu. Jarang sekali aku pergi kekuburmu karena studiku. Aku teramat rindu padamu, Mak, sangat rindu. Jika boleh, aku ingin sekali bertemu denganmu dan akan ku ajak kau pergi dan makan nasi goreng kesukaan kita, bercanda bersama, menonton tv sampai malam dan beradu argument.
Aku disini berada jauh, sangat jauh darimu, tapi aku yakin dari atas sana kau bahagia dan juga pasti sangat merindukan aku. Mak…satu hal yang kau harus tau bahwa aku sangat amat kehilangan saat kau pergi begitu cepat, tapi aku bahagia kau tak lagi menderita dan menanggung beban yang aku tau sangat mengganggu pikiranmu. Sampai berjumpa nanti Mak, aku sangat menyayangi dan merindukanmu…