Aku ingat, waktu
aku masih kecil kau adalah orang yang menjaga dan merawatku saat papa mama
pergi bekerja. Ketika aku susah makan, kau berikan daun ketela supaya saat
besar nanti aku tidak menjadi anak yang kurus karena susah makan.
Aku teringat saat
aku mulai beranjak remaja. Aku mengalami gejolak jiwa yang selalu ingin
mendapatkan apa yang aku mau, mendapat perhatian yang lebih, bertindak semauku
dan mencari jati diriku. Ketika semua orang marah padaku karena kesalahan yang
sebenarnya aku tak tau. Ketika semua orang menyalahkan aku karena sesuatu yang
tidak aku perbuat. Ketika aku merasa sedih akan semua itu. Ketika aku kesepian
di kamar tidurku karena papa, mama dan adik-adik sudah tidur. Mak, kau selalu
ada buatku. Kau yang membelaku saat tak ada satupun orang yang percaya padaku. Saat
aku ketakutan dan sendirian di kamarku lalu aku mengetuk pintu kamarmu, kau
membukakan pintu untukku walaupun sebenarnya aku tau kau lelah dan sudah
tertidur. Kau mempersilahkan aku masuk dan menonton tv sampai kau sendiripun
tertidur. Di kamarmu sangat panas dan aku ingat itu dengan jelas. Kau hanya
menggunakan kipas angin dan aku menyalakannya dengan kencang, aku tau kau
kedinginan tapi aku tak mempedulikannya sehingga kau tarik selimutmu.
Saat kau melihatku
memainkan gadgetku, aku tau kau memperhatikanku dan aku tau kau ingin punya
gadget supaya bisa berhubungan dengan teman-teman lamamu. Kau meminta pada
mama, tapi mama tak mengabulkannya dan akhirnya kau hanya menggunakan gadget
seadanya.
Aku ingat ketika
kita bersama pergi ke gereja naik becak. Aku tau kakimu sedang sakit, tapi aku
selalu pergi duluan ke dalam gereja dan tak menuntunmu sampai di tempat di mana
kau ingin duduk. Ketika kau haus dan kau lelah untuk berjalan mengambil minum,
kau menyuruhku untuk mengambilkan minum tapi aku selalu mengelak karena aku
malas.
Aku ingat saat kau
mengajariku merajut. Aku ingat saat kita pergi makan di warung nasi goreng
kesukaan kita. Aku tau saat aku butuh sesuatu kau selalu memberikan yang
terbaik. Aku juga ingat saat kau mengajariku memasak, membuat roti dan
lain-lain. Aku ingat bagaimana kau makan dengan kulit jeruk dan sambal. Aku ingat
buah kesukaanmu adalah durian. Aku ingat kau suka sekali menggodaku. Aku ingat
kau sangat kurang dalam pendengaran dan aku selalu berteriak saat berbicara
padamu. Aku ingat saat kau kelelahan berjalan di mall dan kau selalu meminta
aku untuk menggandengmu. Aku ingat kau suka sekali dengan coklat dan perhiasan.
Aku ingat saat kau meminta nasi uduk pada mama. Aku ingat bagaimana kau
memarahi ku saat aku mandi terlalu lama, kita selalu berebut kamar mandi. Dan aku
ingat semua hal tentangmu, tentang kita.
Tapi, waktu seakan
begitu jahat. Kau jatuh sakit. Sakit itu yang membuat tubuhmu lemah dan kita
jarang bercanda gurau lagi. Aku tau bagaimana itu sangat menyiksamu. Bahkan saat
kau masih ada dirumah, ketika aku pulang sekolah aku sama sekali tak menyapamu
padahal kau ada dikamar.
Aku ingat dengan
jelas, saat kau dibawa ke Jepara dan tinggal disana sangat lama. Kau selalu
ingin kembali tapi keadaannya sulit. Kau masuk rumah sakit di Semarang. Aku bergegas
pergi menjengukmu. Aku ingat dengan jelas, kau tak seperti biasanya. Kau lupa
dengan aku. Kau melupakan namaku. Mengapa penyakit itu sangat kejam padamu dan
padaku?
Waktu berlalu, kau
tak kunjung sembuh. Masalah datang silih berganti yang makin membuat buruk
keadaanmu. Akhirnya kau kembali kerumah dan dirawat dirumah. Aku ingat saat kau
tak mau makan. Aku segera masuk kamar dengan membawa makanan itu. Aku memintamu
untuk makan, dan kau melakukannya. Padahal aku tau tenggorokanmu sakit saat
menelan makan itu. Sebagai hadiahnya, aku membawakan air es buatmu dan itu
cukup membahagiakanmu walaupun sebenarnya itu juga tak baik buatmu.
Sebuah kebahagian terbesar saat aku tau
kau telah terlepas dari semua beban yang ada di dalam dirimu, tapi entah kenapa
airmataku selalu menetes saat aku tersadar bahwa kau sudah tak ada disini lagi.
Dan seketika itu aku menyesali semua perbuatanku. Mengapa aku tak melakukan
sesuatu yang terbaik disaat hari-hari terakhirmu. Aku juga belum sempat membahagiakanmu
dengan segala apa yang aku bisa. Aku belum mewujudkan keinginanmu untuk punya
gadget. Aku menyesal, Mak…
Aku sangat merindukanmu,
keberadaanmu, suaramu dan waktu kita. Yang aku lakukan saat ini hanya memandang
fotomu sedang menggendongku saat aku masih kecil. Hanya itu yang bisa kulakukan
saat aku merindukanmu. Jarang sekali aku pergi kekuburmu karena studiku. Aku teramat
rindu padamu, Mak, sangat rindu. Jika boleh, aku ingin sekali bertemu denganmu
dan akan ku ajak kau pergi dan makan nasi goreng kesukaan kita, bercanda
bersama, menonton tv sampai malam dan beradu argument.
Aku disini berada jauh, sangat jauh
darimu, tapi aku yakin dari atas sana kau bahagia dan juga pasti sangat
merindukan aku. Mak…satu hal yang kau harus tau bahwa aku sangat amat
kehilangan saat kau pergi begitu cepat, tapi aku bahagia kau tak lagi menderita
dan menanggung beban yang aku tau sangat mengganggu pikiranmu. Sampai berjumpa
nanti Mak, aku sangat menyayangi dan merindukanmu…
No comments:
Post a Comment