Panggil saja Kak Agung. Entah apa yang menarik dari Kak Agung ini
sampai Mawar begitu mengaguminya. Kejadian ini berawal saat registrasi Maba.
Rencana awal Mawar kuliah sebenarnya bukan di Universitas swasta, tapi
Universitas negeri. Nasib berkata lain. Tes-tes yang dia ikuti demi masuk ke
Universitas yang dia inginkan ternyata gagal semua. Mungkin nasib mempertemukan
mereka, mungkin..
Tiap malem maen ke
kamar kebanyakan cerita tentang Kak Agung. Entah berapa tahun lagi aku
harus mendengarkan obsesinya, optimismenya untuk menjadi pacar Kak Agung. Kak
Agung itu anak fakultas Teknik Informatika, ikut organisasi HIMAFORKA, dan
kemaren jadi panitia waktu inisiasi Universitas juga waktu registrasi. Setiap
malem Mawar selalu berkata “Ah… Kak Agung. Kalo aku pacaran sama Kak Agung…”
dan seterusnya. Banyak banget hayalan-hayalan Mawar tentang Kak Agung ini. Tak
lupa juga dia ngepoin Kak Agung di facebook, karena Kak Agung masih polos jadi
ga punya twitter. Katanya si Kak Agung ini ganteng, tapi kalo menurutku ya
biasa aja. Kurus, lumayan tinggi, kulit sawo matang, rambutnya gak jelas dan
udah punya pacar pula. Kalo ku bandingkan dengan Mawar sih masih cantik Mawar
ketimbang pacarnya Kak Agung itu. Semoga Mawar gak besar kepalanya.
Suatu saat, Mawar sedang
mengikuti wawancara suatu organisasi di fakultasnya yang sering dibilang HMTI.
Dia masuk kebagian usaha dana. Wawancara tahap pertama lolos, dia senang tapi
juga sedih karena ada tugas selanjutnya yang harus dia kerjakan dan harus
diambil jam 5 pagi di kampus. Dia ngomel-ngomel deh seperti biasa dan dia gak
mau GAK keterima di HMTI secara semuanya sia-sia dan PHP dong.
Saatnya pengumuman siapa
aja yang lolos tahap ke dua. Mawar pergi ke pusgiwanya HMTI buat ngeliat
pengumuman. Ternyata dia gak lolos. Iya, jelas dia sedih tapi bahagia. Gak
sengaja aja ada Kak Agung disana dan merekapun saling menatap. Sayangnya, Mawar
keburu salah tingkah dulu terus pergi gitu aja dan histerisnya dia bukannya pas
dikampus lagi ketemu, tapi pas di kos-kosan. Oh GOD, ini benar suatu musibah.
Dia cerita begitu
antusias, begitu spekta, begitu heboh dan bersemangat. Mawar ngebayanginnya
sampe yang jauh-jauh, sampe nikah, sampe apa. Pengen ke sini, pengen kesitu
sama pangeran pujaannya. Si Mawar sok-sokan gitu pengen minta bantuan temennya
Kak Agung buat ngenalin dia, tapi I think she won’t do that. Mana berani
kenalan? Orang ketemu aja langsung ngicir gitu. Mawar suka ngebayangin juga
kalo tiap malem dia dikasi sms selamat tidur dan kawan-kawannya. Astaga Mawar,
kapan kamu sadar? Optimis sih boleh ya, tapi gak gini juga.. Okelah, kalo ada
kesempatan, aku pengen banget ngomong ke Kak Agung kalo temenku yang satu ini
salah satu pemujamu Kak Agung…Biar semuanya berakhir...
Malam itu benar-benar aku sudah letih karena tugas esok pagi. Ku
suruhlah dia pergi tidur. Ini istilahnya mengusir diam-diam. Karena aku sudah
letih dan ditambah gak kuat lagi ketawain sikap dia yang begitu terobsesi
dengan seorang cowok yang udah punya pacar. Aku juga dapet jatah kuliah pagi
dan jam 11 belum tidur itu suatu kendala banget buat matkul Ekonomi Mikro yang
harus kuhadapi besok. Mana fending machinenya pagi-pagi belum siap, jadi ga
bisa beli pengendali rasa kantuk haha. Kopi yippu yippu
Hari baru dimana banyak sekali kegiatan yang harus ku lakukan hari
ini. Berharap banget hari ini si Mawar gak ngomongi Kak Agung dan mengutarakan
obsesinya. Dan aku juga berharap untuk bertemu dengan pangeran di hidupku
kelak. Tapi siapa? Sedih.
Kelas di mulai jam 7 pagi
dengan sarapan Ekonomi Mikro. Ketika SMA aku pilih jurusan IPA karena secara
aku paling gabisa yang namanya teori. Memang sih di IPA ada teori, tapi gak
sebanyak jurusan IPS. Tapi takdirku ternyata gabisa jauh-jauh dari teori itu.
Tuhan mengirimku ke jurusan IPS bagian akuntansi. Ku pikir aku bisa lepas dari
semua teori itu, dan ku pikir akuntansi itu hanya menghitung, bikin laporan,
bikin jurnal dan sejenisnya. Ternyata dugaanku salah, banyak banget teorinya.
Entah itu bisnis, aplikasi computer, agama dan termasuk ekonomi mikro ini.
Dosennya baik, tapi pelajarannya jahat. Aku gak boleh bilang kalo matkul itu
susah, aku harus bilang kalo matkul itu gampang. Iya, gampang. Kalo uda mentok
ni kepala gabisa berputar rodanya, aku selalu menyangga kepalaku dan
mengeluarkan sebungkus permen. Untuk hari ini, dosenku benar-benar jahat.
Bukannya berasa kuliah tapi berasanya kita lagi naek kereta api. Terus aja
jalan tanpa si masinis tanya mau mampir kesuatu tempat untuk sekedar refreshing
karena dikereta berjam-jam. Ya, namanya juga dosen. Pasti lebih cuek dari guru
di SMA. Okelah, aku mencoba untuk mengerti dan memahami ini semua. Semua ini
cobaan yang tak melebihi batas kemampuanku. Aku pasti bisa kalo kata Mawar. Oh
iya soal Mawar!! (to be continue)
No comments:
Post a Comment