Saturday, July 12, 2014

Bercinta dengan Sang Waktu

Aku mencoba berdamai dengan keadaan dan berdamai dengan dunia. Bukan aku yang memulai pergolakan itu, dan bukan aku yang menyebabkan perpisahan itu. Salah satu hal yang harus dipersalahkan adalah masa lalu. Ada yang berkata, "Hendaklah kamu berdamai dengan masalalumu, maka masa depan akan datang dengan lebih baik". Hal ini tidak segampang yang kebanyakan orang katakan. Memaafkan? Ya, aku sudah memaafkan tapi aku masih mengingat ingatnya dengan jelas di dalam kepalaku. Apakah itu bisa disebut memaafkan? Aku mencoba untuk tidak mengungkit-ungkit lagi, tapi orang-orang disekitarku dan keadaan yang menjepitku. Hanya waktu yang lebih tau, dan hanya waktu yang mengerti. Mungkinkah aku bertanya pada jam yang berdetik di sana? Apakah aku harus bertanya pada musim yang terus berganti? Sampai saatnya nanti, ia akan menjawab. Aku cinta dengan waktu yang ada. Mengerti apa yang aku butuhkan, di saat yang tepat. Sang waktu selalu memberikan aku kesempatan untuk hidup ke depan dengan lebih baik. Semua terasa sangat mudah karena bercinta dengan waktu. Masalalu juga waktu, waktu yang sudah lalu. Aku tak bisa memilih apakah mencintai waktu lalu atau sekarang. Karena jika rasa cinta itu tumbuh, bisakah kau hanya memilih salah satu dari anggota tubuhnya yang kau cintai? Waktu, sesungguhnya aku ingin semuanya terwujud, tapi aku mencoba menunggu karena aku mencintaimu. Bukankan cinta akan mengalahkan segalanya? Maka akan kulakukan untuk menyambut semuanya untuk terwujud. Waktu ijinkan aku mencintaimu walau kau tak bisa mencintaiku. Aku akan tetap disini, menunggu hingga kau sudah tak memberikan aku kesempatan untuk menunggu dan kemudian aku menyerah. Bercinta denganmu, maka bahagia akan bersamaku.

No comments:

Post a Comment