Thursday, May 1, 2014

Kak Agung...(4)



“Kak Agung…aku mau tidur nih. Ketemuan yuk di mimpi. Aku tunggu ya. Selamat malam Kak Agung. Aaa…(berteriak layaknya orang kegirangan, menganggap semua itu “bakalan terjadi”).” Itulah Mawar, tak bisa di tebak. Banyak cara dia untuk mengungkapkan rasa kagumnya, obsesinya dan optimismenya. “Oke. Selamat malam Mawar dan lekas tidur” bisikku dalam hati.
     Tik tok tik tok, jam tak kunjung berhenti memutar jarumnya. Hari itu sudah berganti, maksudku malam itu. Aku belum tau apa yang akan terjadi nanti. Yang jelas aku harus bisa tidur. Sementara aku melihat Mawar begitu nyenyaknya ia tertidur. Mungkin Kak Agung benar-benar datang. Datang dalam mimpinya yang sederhana. Oh Mawar, aku turut bahagia.
     Hari itu benar-benar sungguh menyedihkan, karena aku lupa bahwa hari ini adalah hari raya umat Islam. Iya, hari Idul Adha. Apa salah si sapi sehingga ia dipotong? Apa salah si kambing sehingga ia disembelih? Libur? Libur! Apa yang aku lakukan dengan tas ini? Aku meletakkannya lagi dan kembali tidur. Kulihat Mawar yang masih memejamkan matanya. Mungkin tidurnya kali ini benar-benar nyenyak karena dugaanku akan pangeran, benar-benar terjadi.
     Hari sudah siang, aku dan Mawar baru sadar. Segeralah aku mandi. Mawar? Tidak. Dia sibuk dengan tugas Material Tekniknya. Datanglah teman si Mawar, namanya Arin. Arin seorang cewek yang asalnya bukan dari Jogja, tapi dia SMA di jogja. Sekolah di SMA yang popular di Jogja ini. Aku hanya menebak saja, dia cewek pintar, dewasa, dan yeaahh agak humoris. Dia orangnya asik. Arin sering banget nginep di kost Mawar, jadinya aku tau dia kaya gimana orangnya.
     Perut tak tertahankan lagi, sudah meronta-ronta minta sesuap nasi. Aku dan Mawar juga Arin pergi keluar cari makan. Dan tak ku temukan 1 warungpun buka. Oiya, hari berduka! Kemana perut ini akan membawa kita? Dan akhirnya tibalah kita didepan sebuah tempat makan. Tempat makan, menjual masakan padang dan lain-lain. Aku tak tega dengan si sapi, jadi aku hanya makan sayur dengan telur ayam. Begitu juga Mawar dan Arin. Mereka mungkin ikut bersedih dengan kejadian hari ini.
     Hari lekas sore, ini tandanya aku harus memikirkan mau makan apa. Tapi Mawar pergi. Apa aku harus makan sendiri, sementara biasanya Mawar selalu menemaniku. Baiklah, aku tunggu Mawar. Mawar datang, jam menunjukan angka 6 lebih 10. Mulutku sudah terlanjur tertutup. Kakiku sudah mogok berjalan. Tapi perut ini minta di penuhi. Akhirnya ku beli siomay didepan perumahan.
     Malam itu lagi-lagi Mawar tidur denganku. Pertanda bahwa aku akan mendengar tentang Kak Agung lagi. Aku bosan. Bisakah kudengar sebuah nama lain, selain Kak Agung? Ternyata tidak. Oke baiklah, aku akan menjadi pendengar yang sangat baik dan sabar. 


Hari berganti begitu cepatnya hingga aku tak sadar kehidupanku berjalan dengan tidak lancar dan aku sudah berada di akhir semester 1, dimana aku menyukai seseorang yang memang dia pantas untuk dikagumi dan disukai oleh wanita-wanita lain yang tentunya lebih baik dan cantik. Sekilas terlintas dipikiranku tentang Mawar.....( to be continue )

No comments:

Post a Comment